Load balancing dan failover adalah dua istilah yang sering muncul ketika membahas ketersediaan sistem dan performa infrastruktur IT. Keduanya sama-sama penting, namun memainkan fungsi yang berbeda. Ulasan kami kali ini akan mengajak Anda memahami perbedaan mendasar antara load balancing vs failover.
Key Takeaways
- Load balancing dan failover adalah dua penerapan yang dibutuhkan dalam menjaga ketersediaan sistem dan performa infrastruktur IT.
- Load balancing adalah metode distribusi beban kerja ke beberapa server sekaligus untuk mencegah overload dan memaksimalkan performa layanan.
- Failover adalah mekanisme otomatis yang mengalihkan sistem dari server utama ke server cadangan saat terjadi kegagalan pada server utama.
Apa itu Load Balancing?
Load balancing adalah metode distribusi beban kerja ke beberapa server secara merata. Tujuan utama dari penerapan metode ini berfokus untuk mengoptimalkan performa, pengurangan latensi, dan mencegah overload pada satu sistem.
Misalnya, saat ada ribuan pengguna mengakses sebuah website, maka metode load balancing akan membagi trafik ke beberapa server secara simultan. Dengan menerapkan hal tersebut, maka server tidak akan mengalami overload, sehingga performa website tetap stabil.
Dalam manajemen infrastruktur IT, penerapan load balancing menawarkan berbagai manfaat, yang meliputi:
- Memaksimalkan performa aplikasi dan website.
- Mencegah terjadinya overload pada server.
- Pemaksimalan penggunaan source.
- Memberikan user experience yang lebih stabil.
Baca Juga: Apa Itu Load Balancing: Definisi, Cara Kerja Dasar dan Manfaat
Apa itu Failover?
Failover adalah mekanisme otomatis yang melakukan pengalihan sistem dari server utama ke server cadangan jika terjadi kegagalan pada server utama. Fungsi utama dari mekanisme ini adalah menjaga ketersediaan layanan serta mencegah downtime.
Misalnya, server utama mengalami kegagalan atau down karena adanya masalah pada perangkat keras atau kelistrikan. Mekanisme failover akan langsung mengalihkan trafik ke server cadangan. Jadi, pengguna akan masih tetap bisa mengakses layanan bisnis yang terkait dengan server.
Penerapan failover dalam manajemen infrastruktur IT, termasuk server, menawarkan berbagai manfaat, antara lain:
- Meminimalkan downtime.
- Menjamin keberlangsungan operasional layanan bisnis.
- Bentuk perlindungan terhadap akuntabilitas bisnis.
- Memenuhi standar regulasi di beberapa industri (beberapa industri seperti perbankan, kesehatan, dan telekomunikasi mewajibkan penerapan failover pada infrastruktur IT).
Baca Juga: Mengapa Failover adalah Mekanisme Vital dalam Sistem Data?
Perbedaan Load Balancing vs Failover
Berdasarkan definisinya, berikut ini perbedaan load balancing vs failover yang perlu Anda jadikan catatan utama.
Aspek | Load Balancing | Failover |
Tujuan utama | Membagi beban kerja secara merata | Mengalihkan layanan saat terjadi kegagalan pada sistem atau server utama |
Kondisi penggunaan | Saat trafik kunjungan tinggi dan optimasi performa | Saat server utama mengalami kegagalan |
Fokus | Performa dan pendistribusian beban | Ketersediaan dan reliabilitas sistem |
Hasil | Aplikasi lebih cepat dan stabil | Layanan akan tetap tersedia meski terjadi gangguan |
Perbandingan Load Balancing vs Failover untuk Jaringan
Dalam manajemen infrastruktur IT, termasuk jaringan, load balancing dan failover sering digunakan secara bersamaan. Load balancing berperan membagi trafik kunjungan secara merata, sementara failover memastikan konektivitas masih tetap terjaga meskipun terjadi gangguan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan aplikasi perjalanan menggunakan load balancer untuk membagi trafik pengguna saat musim liburan. Di saat yang sama, sistem failover memastikan untuk melakukan pengalihan trafik ke server cadangan jika terjadi crash pada server utama.
Singkatnya, menggunakan keduanya dalam manajemen jaringan IT bisa menghasilkan layanan bisnis yang andal dan selalu tersedia.
Baca Juga: Cara Mengatasi Website yang Overload secara Efektif
Solusi Terbaik untuk Ketersediaan Layanan Bisnis Optimal
Jika membandingkan antara load balancing vs failover, sebenarnya keduanya sama penting, namun memiliki fungsi berbeda. Load balancing memiliki peran untuk mendistribusikan lalu lintas ke beberapa server untuk mencegah overload.
Sedangkan failover memainkan peran untuk mengalihkan lalu lintas ke server cadangan jika terjadi kegagalan pada server utama, sehingga layanan masih bisa diakses. Fungsi dari keduanya bisa saling melengkapi dalam memaksimalkan ketersediaan layanan bisnis dan performa infrastruktur IT.
Jika Anda ingin memastikan ketersediaan layanan bisnis Anda, RackH bisa menjadi partner terbaik Anda. Kami menyediakan layanan cloud server performa tinggi berteknologi load balancing dan failover yang memastikan layanan bisnis Anda memiliki ketersediaan maksimal.
Selain itu, tersedia juga dukungan teknis 24/7 yang siap memantau dan menjaga kestabilan operasional infrastruktur IT bisnis Anda. Jadi, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan masalah downtime.